Krisis kemanusiaan di Gaza telah mencapai titik tergelapnya setelah Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC)) pada 22 Agustus 2025, secara resmi menyatakan Kota Gaza dalam keadaan kelaparan (Fase IPC 5). Penetapan ini merupakan alarm serius bagi komunitas internasional, karena kelaparan sepenuhnya dapat dicegah namun terus berlanjut akibat blokade dan akses kemanusiaan yang terbatas.
Pengumuman Kelaparan yang Mengejutkan
Menurut ReutersLebih dari 514.000 orang di Gaza saat ini hidup dalam kondisi kekurangan makanan yang parah. Jumlah diperkirakan akan meningkat menjadi 641.000 pada akhir September 2025 jika langkah-langkah mendesak tidak diambil. Tiga indikator utama kelaparan semuanya terpenuhi: setidaknya 20 persen rumah tangga menghadapi kekurangan pangan, lebih dari 30 persen anak-anak menderita malnutrisi akut, dan tingkat kematian melebihi ambang batas darurat.
Anak-anak sebagai Korban Utama
Dampak paling tragis jatuh pada anak-anak. Data dari WHO dan UNICEF mengungkapkan bahwa lebih dari 12.000 anak mengalami malnutrisi akut hanya pada bulan Juli. Pada bulan Agustus, terdapat 138 kematian terkait malnutrisi, termasuk 25 anak-anak. Para ahli memperingatkan bahwa lebih dari 130.000 anak di bawah lima tahun bisa meninggal jika konflik dan blokade terus berlanjut tanpa gencatan senjata.
Causes: A Man-Made Crisis
PBB menegaskan bahwa kelaparan ini adalah bencana buatan manusia. Volker Türk, Kepala Hak Asasi Manusia PBB, menyatakan bahwa pembatasan akses bantuan oleh Israel secara langsung memperburuk krisis. Dia memperingatkan bahwa situasi ini bisa dianggap sebagai kejahatan perang, karena berasal dari tindakan manusia yang disengaja.
Namun, pemerintah Israel menolak temuan IPC, dengan alasan bahwa data tersebut tidak dapat diandalkan dan diduga berdasarkan sumber Hamas. Penolakan ini memicu kritik keras dari organisasi kemanusiaan, yang menuntut transparansi dan akses aman bagi konvoi bantuan.
Risiko Penyebaran ke Wilayah Lain
IPC memperingatkan bahwa kelaparan bisa meluas di luar Kota Gaza. Deir al-Balah dan Khan Younis berisiko mengalami kelaparan pada akhir September. Jika tren ini berlanjut, lebih dari 58 persen penduduk Gaza, atau sekitar 1,14 juta orang, dapat menghadapi tingkat darurat pangan (Fase IPC 4).
Seruan Global untuk Tindakan
Organisasi termasuk FAO, WHO, WFP, dan UNICEF telah mendesak gencatan senjata segera untuk memastikan koridor kemanusiaan. Tanpa akses yang aman, pasokan penting seperti makanan, obat-obatan, dan air bersih tidak dapat mencapai warga sipil. Mereka juga menekankan perlunya dukungan internasional yang kuat untuk mencegah krisis ini memburuk lagi.
Conclusion
Pengumuman kelaparan di Kota Gaza adalah pengingat serius bahwa krisis ini tidak dapat diperpanjang. Komunitas internasional menghadapi ujian moral untuk menjamin akses kemanusiaan dan melindungi nyawa warga sipil. Tanpa tindakan cepat, kelaparan akan menyebar ke daerah lain di Gaza, menelan lebih banyak nyawa.
Temukan lebih banyak dari Berita Olam
Berlangganan untuk mendapatkan kiriman posting terbaru ke email Anda.