Perang di Ukraina telah memasuki tahun ketiga tanpa jalur yang jelas menuju perdamaian. Meskipun upaya internasional untuk mediasi, Moskow terus memperluas tuntutannya sementara Kyiv berjuang untuk mempertahankan garis depan. Konflik telah mengeras menjadi dua hasil yang berbeda: Ukraina bertahan sebagai negara berdaulat yang lebih kecil di bawah perlindungan Barat, atau menjadi protektorat yang melemah di bawah dominasi Rusia.
Partisi dengan Perlindungan
Dalam skenario ini, Ukraina kehilangan sekitar seperlima dari wilayahnya tetapi mempertahankan kedaulatannya. Pasukan Rusia mempertahankan kendali atas wilayah yang diduduki, sementara Kyiv mendapatkan dukungan internasional untuk melindungi apa yang tersisa dari negara tersebut.
Sekutu Barat telah menandai kesiapan untuk memperkuat pertahanan Ukraina. Diskusi meliputi jaminan keamanan permanen, bantuan militer, dan bahkan penempatan terbatas pasukan Eropa untuk mencegah agresi Rusia lebih lanjut. Tujuannya jelas: mencegah Moskow maju lebih dalam ke wilayah Ukraina dan mempertahankan orientasi demokratis bangsa menuju Eropa.
Hasil ini tidak akan membalik kerugian yang dialami Ukraina tetapi akan memungkinkan negara bertahan. Ukraina yang lebih kecil dan sangat terlindungi dapat melanjutkan integrasinya dengan Barat dan mempertahankan kemerdekaannya, bahkan di bawah tekanan konstan dari Rusia.
Partisi dengan Subordinasi
Skenario kedua membayangkan hasil yang jauh lebih tidak menguntungkan bagi Kyiv. Menurut ketentuan Rusia, Ukraina tidak hanya akan menyusut dalam wilayah tetapi juga dalam kedaulatan. Pembatasan militer, pembatasan terhadap senjata Barat, perubahan konstitusi, dan aliansi politik dengan Moskow akan mengubah Ukraina menjadi negara yang secara praktis dikendalikan oleh Rusia.
Dalam pemukiman seperti itu, Ukraina akan tetap rentan terhadap serangan di masa depan. Sejarah telah menunjukkan bahwa konsesi parsial sering kali memicu agresi yang berulang. Ukraina yang subordinat dapat kehilangan kemampuannya untuk menentukan jalannya sendiri, secara efektif mengembalikan negara tersebut ke dalam pengaruh Rusia.
Faktor Penentu
Keseimbangan Militer
Pasukan Ukraina tetap bertekad tetapi menghadapi kelelahan, kekurangan tenaga kerja, dan tantangan teknologi. Meningkatnya perang drone telah menggeser medan perang ke arah pertahanan, membuat terobosan menjadi mahal dan lambat.
Tekanan Ekonomi
Rusia memanfaatkan sumber daya dan populasinya yang lebih besar, sementara Ukraina sangat bergantung pada bantuan Barat yang berkelanjutan. Sanksi yang berkepanjangan membebani kedua belah pihak, tetapi Moskow terus beradaptasi, menimbulkan kekhawatiran tentang berapa lama Kyiv dapat bertahan tanpa komitmen yang lebih kuat.
Diplomasi Global
Perjuangan geopolitik meluas di luar Ukraina. Pemimpin Barat menggambarkan konflik sebagai ujian terhadap tatanan internasional, sementara Rusia bersikeras untuk merombak arsitektur keamanan Eropa. Hasilnya tergantung tidak hanya pada medan perang tetapi juga pada kesediaan kekuatan global untuk menanggung biaya jangka panjang.
Jalan di Depan
Tiga tahun dalam perang, kedua pihak belum mencapai kemenangan yang menentukan. Rusia menguasai wilayah yang signifikan tetapi dengan biaya tinggi, sementara Ukraina bertahan tetapi tidak dapat sepenuhnya merebut kembali tanahnya. Kebuntuan telah meninggalkan dunia menghadapi dua kemungkinan yang mencolok: sebuah Ukraina yang bertahan lebih kecil namun terlindungi, atau sebuah Ukraina yang mengecil dan tersubordinasi.
Apapun jalur yang muncul, perang telah menggambar ulang peta keamanan Eropa dan membentuk kembali dinamika kekuatan global. Pertanyaan sekarang adalah apakah perjuangan Ukraina akan berakhir dengan ketahanan di bawah perlindungan Barat atau menyerah pada syarat-syarat Moskow. Jawaban tersebut akan menentukan tidak hanya masa depan Ukraina tetapi juga keseimbangan kekuasaan di dekade-dekade mendatang.
Temukan lebih banyak dari Berita Olam
Berlangganan untuk mendapatkan kiriman posting terbaru ke email Anda.