Lewati ke konten utama

Pemerintah Australia telah mengalokasikan A$1,1 miliar untuk mempercepat pengembangan bahan bakar rendah karbon selama satu dekade ke depan. Para pejabat menggambarkan rencana itu sebagai langkah penting untuk mengurangi impor bahan bakar dan mendorong negara lebih dekat ke target net zero tahun 2050.

Program Bahan Bakar Bersih akan menyediakan insentif berbasis keluaran melalui hibah kompetitif. Produsen domestik dapat mengajukan permohonan dukungan, sementara konsultasi industri akan merampungkan desain program pada pertengahan tahun 2026. Pendaftaran akan dibuka antara tahun 2026 dan 2027, dan pendanaan diperkirakan akan dimulai pada tahun 2028. Dengan menetapkan tonggak yang jelas, pemerintah menandakan tekadnya untuk mengubah kebijakan menjadi kapasitas industri yang nyata.

Australia mengonsumsi jumlah besar bahan bakar cair, hampir setengah dari total penggunaan energinya. Oleh karena itu, transisi ke bahan bakar yang lebih bersih tidak hanya merupakan kebutuhan lingkungan, tetapi juga peluang untuk membentuk kembali perekonomian. Menurut Clean Energy Finance Corporation, sektor tersebut bisa tumbuh menjadi industri senilai A$36 miliar pada tahun 2050. Proyeksi ini menyoroti besarnya peluang yang ingin dibuka oleh pemerintah.

Potensi industri dan proyek unggulan

Australia menikmati keunggulan bahan baku yang kuat. Petani dan pemasok dapat menyediakan sorgum, kanola, gula, lemak sapi, dan limbah organik. Sumber daya ini memungkinkan produsen untuk menghasilkan diesel terbarukan, bahan bakar aviasi berkelanjutan, dan e-fuel berbasis hidrogen. Selain itu, pemerintah telah mulai menyiapkan alat kebijakan seperti Sistem Jaminan Asal untuk melacak intensitas karbon dan standar nasional untuk diesel terbarukan.

Salah satu inisiatif paling ambisius adalah Proyek Ulysses di Townsville, Queensland. Jet Zero Australia memimpin upaya ini, menggunakan proses alkohol-ke-jet milik LanzaJet yang dipadukan dengan teknologi Hummingbird milik Technip Energies. Proyek ini menargetkan lebih dari seratus juta liter per tahun dari gabungan SAF dan diesel terbarukan. Para investor seperti Qantas, Airbus, dan Idemitsu telah mendukung fasilitas tersebut. Jika jadwalnya tetap, produksi komersial bisa dimulai sebelum dekade ini berakhir.

Dampak terhadap penerbangan dan keamanan energi

Maskapai penerbangan akan langsung mendapatkan manfaat. Bahan bakar penerbangan berkelanjutan dapat dicampurkan ke dalam mesin yang ada tanpa modifikasi besar, sehingga adopsinya lebih cepat dan lebih murah. Selain itu, produksi lokal mengurangi paparan terhadap guncangan pasokan global dan menstabilkan harga. Pada saat yang sama, kebijakan ini sejalan dengan Buku Putih Penerbangan, yang menetapkan jalur jangka panjang menuju langit yang lebih bersih pada tahun 2050.

Menteri Energi Chris Bowen berpendapat bahwa ini lebih dari sekadar tindakan iklim. Dia menggambarkan program itu sebagai peluang untuk menciptakan pekerjaan, menarik investasi, dan menempatkan Australia sebagai pemimpin dalam rantai pasokan global. Analis pasar sepakat dengan pandangan ini, dengan mencatat bahwa bahan bakar ramah lingkungan dapat menjadi salah satu pilar pertumbuhan nasional dalam dua dekade mendatang.

Tantangan yang harus diatasi

Meskipun memiliki momentum yang kuat, program ini menghadapi kendala. Para pembuat kebijakan harus merancang insentif yang memenuhi kepentingan para investor sambil memastikan keadilan bagi produsen lokal. Proyek-proyek juga perlu memenuhi tenggat waktu, karena pemerintah mengharapkan produksi awal pada tahun 2029. Selain itu, rantai pasokan bahan baku harus tetap konsisten untuk memastikan permintaan domestik maupun potensi ekspor.

Para pendukung iklim menyambut langkah tersebut, namun mendesak agar berhati-hati. Mereka menekankan bahwa target emisi tahun 2035 harus sejalan dengan peluncuran proyek-proyek ini. Menurut mereka, inisiatif tersebut merupakan ujian penentu apakah Australia dapat tetap berada di jalur tujuan 1,5°C Perjanjian Paris.

Sebagai kesimpulan, paket senilai A$1,1 miliar mencerminkan ambisi Australia untuk memimpin produksi bahan bakar rendah karbon. Dengan dukungan pemerintah, industri ini bisa menarik investasi swasta yang signifikan dan penelitian. Jika implementasi berhasil, Australia dapat muncul sebagai pusat global untuk bahan bakar yang lebih bersih. Pembaca yang tertarik pada pembaruan lebih lanjut mengenai kebijakan energi hijau dapat melanjutkan dengan artikel terkait di Olam News.


Temukan lebih banyak dari Berita Olam

Berlangganan untuk mendapatkan kiriman posting terbaru ke email Anda.

Samuel Berrit Olam

Samuel Berrit Olam adalah pendiri Olam Corpora, sebuah perusahaan induk multi-sektor yang mengawasi Olam News dan berbagai unit bisnis di bidang media, teknologi, dan FMCG. Dia berfokus pada pengembangan ekosistem bisnis yang berkelanjutan dengan visi global dan akar lokal.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Temukan lebih banyak dari Berita Olam

Langgan sekarang untuk terus membaca dan mendapatkan akses ke seluruh arsip.

Lanjutkan membaca