Donald Trump akan sekali lagi menjadi sorotan pada Sidang Umum PBB ke-80 di New York. Kehadiran Presiden AS dianggap sangat penting karena berlangsung pada dua perang besar yang mengguncang dunia, yaitu konflik Gaza dan invasi Rusia ke Ukraina. Trump dijadwalkan untuk menyampaikan pidato kunci pada hari Selasa pagi waktu setempat. Pidatonya dinantikan secara luas karena diharapkan akan menguraikan kebijakan luar negeri Amerika, yang sering memicu perdebatan.
Situasi di Gaza telah menjadi masalah yang paling mendesak. Sejak Israel meluncurkan serangan darat di Kota Gaza, krisis kemanusiaan telah memburuk. Puluhan warga sipil dilaporkan tewas dalam serangan udara berkelanjutan sepanjang akhir pekan lalu. PBB telah memperingatkan bahwa Gaza utara kini menghadapi kelaparan parah akibat akses kemanusiaan yang diblokir. Penutupan perlintasan Zikim oleh Israel semakin membatasi masuknya pasokan bahan bakar dan makanan.
Reaksi kuat telah datang dari organisasi internasional. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menggambarkan situasinya sebagai "krisis kemanusiaan terburuk dalam satu dekade." Sementara itu, negara-negara Arab mendesak gencatan senjata segera. Trump diharapkan menanggapi isu ini dengan pendekatan andalannya, mengutamakan solusi keamanan daripada diplomasi yang panjang.
Ukraina Tetap Menjadi Fokus
Di luar Gaza, perang Rusia-Ukraina terus mendominasi agenda global. Sejak awal 2025, pertempuran telah meningkat di Ukraina timur, terutama di Donetsk dan Luhansk. Rusia telah memperluas serangan daratnya, sementara Ukraina sangat bergantung pada bantuan militer dari AS dan Eropa.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Trump telah menghadapi tekanan domestik untuk mengurangi pembiayaan bagi Ukraina. Partai Republik di Kongres menuntut agar sejumlah besar dana dialihkan ke prioritas domestik. Namun demikian, para pejabat Gedung Putih bersikeras bahwa Washington tetap berkomitmen untuk mendukung Kyiv.
Pidato Trump di PBB dipandang sebagai sinyal kebijakan masa depannya. Para analis percaya dia mungkin menggunakan forum tersebut untuk mendorong Ukraina menuju negosiasi dengan Moskwa, meskipun peluang pembicaraan tetap minim.
Palestina dan Iran
Sidang PBB tahun ini juga dipengaruhi oleh langkah-langkah dari beberapa negara Barat yang bersiap mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Prancis dan Arab Saudi mempelopori sebuah konferensi khusus mengenai solusi dua negara, yang diadakan sebelum sesi-sesi utama. Pengakuan terhadap Palestina diperkirakan akan menjadi tonggak diplomatik yang dapat memicu reaksi keras dari Israel.
Pada saat yang sama, ketegangan dengan Iran juga menjadi agenda. Isu nuklir telah muncul kembali setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan kurangnya kerja sama Teheran. Inggris Raya, Prancis, dan Jerman sedang mempertimbangkan untuk mengenakan kembali sanksi PBB melalui mekanisme snapback jika Iran gagal memenuhi kewajiban pemantauan.
Trump dikenal karena sikapnya yang tegas terhadap Iran. Dalam pidatonya yang akan datang, dia diperkirakan akan menekankan perlunya membatasi ambisi nuklir Teheran untuk memastikan stabilitas Timur Tengah. Ini bisa semakin memperparah hubungan AS-Iran yang sudah rapuh sejak Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir JCPOA pada masa jabatan pertamanya sebagai presiden Trump.
Kehadiran Trump di PBB lebih dari sekadar formalitas diplomatik. Dunia sedang menyaksikan bagaimana Amerika Serikat menempatkan dirinya dalam konflik global yang semakin kompleks. Gaza, Ukraina, Palestina, dan Iran hanyalah sebagian dari isu-isu yang lebih luas yang sedang dibahas di meja perundingan.
Apa pun yang dilakukan Trump akan membentuk geopolitik internasional dan memengaruhi sikap sekutu maupun pesaing Amerika. Masyarakat internasional kini menantikan apakah Trump akan menempuh jalur konfrontatif atau membuka pintu baru bagi diplomasi.
Untuk wawasan lebih lanjut mengenai perkembangan di Timur Tengah, pembaca dapat menjelajahi artikel terkait di Olam News yang membahas krisis Gaza dan politik Palestina. Anda juga bisa membaca laporan khusus kami tentang bagaimana perang Ukraina mempengaruhi ekonomi global.
Temukan lebih banyak dari Berita Olam
Berlangganan untuk mendapatkan kiriman posting terbaru ke email Anda.