Penyakit tropis yang dijuluki "virus koper" semakin menarik perhatian dari otoritas kesehatan Eropa. Virus chikungunya dan Oropouche, yang biasanya ditemukan di daerah tropis, telah terdeteksi pada pelancong yang kembali dari negara-negara dengan transmisi aktif. Inggris melaporkan 73 kasus chikungunya pada paruh pertama tahun 2025, peningkatan tajam dari tahun sebelumnya. Sebagian besar pasien telah melakukan perjalanan ke Sri Lanka, India, atau Mauritius. Sementara itu, virus Oropouche, yang sebelumnya terbatas di Amazon, telah ditemukan pada pelancong dari Brasil.
Kasus Chikungunya Melonjak di Inggris dan Eropa
Data resmi menunjukkan bahwa kasus chikungunya di Inggris telah lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Di seluruh Eropa, Prancis telah melaporkan sekitar 800 kasus sejak Mei 2025, termasuk 12 insiden penularan lokal, sementara Italia telah mengonfirmasi satu kasus lokal. Wilayah luar negeri Prancis seperti Réunion telah mencatat lebih dari 54.000 kasus, dan Mayotte lebih dari 1.000.
Chikungunya dapat menyebabkan demam tinggi, nyeri sendi yang parah, dan dalam beberapa kasus menyebabkan komplikasi organ atau kematian pada individu yang rentan. Gejala dapat bertahan selama berbulan-bulan, menyerupai arthritis kronis. Pencegahan utama meliputi repelan serangga, pakaian pelindung, dan pengendalian nyamuk Aedes. Sebuah vaksin tersedia di klinik swasta di dalam UE dan AS, meskipun distribusinya masih terbatas.
Oropouche: A New Threat from the Amazon
Virus Oropouche, yang menyebar melalui nyamuk kecil dan beberapa spesies nyamuk, telah terdeteksi pada tiga pelancong di Inggris pada paruh pertama tahun 2025. Kasus serupa telah dilaporkan di Jerman dan Prancis, semuanya terkait dengan perjalanan dari Brasil dan Karibia. Tahun lalu, UE mencatat 19 kasus impor, sebagian besar dari Kuba dan Brasil.
Oropouche menyebabkan gejala seperti demam berdarah, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam. Dalam kasus yang parah, infeksi dapat berkembang menjadi meningoensefalitis dan komplikasi neurologis. Laporan medis juga mengaitkan virus dengan risiko kehamilan, termasuk keguguran dan mikrosefali. Saat ini tidak ada vaksin atau pengobatan khusus, perawatan hanya difokuskan pada pengelolaan gejala.
Perubahan Iklim dan Nyamuk Invasif
Kekhawatiran tentang penyebaran virus di Eropa meningkat dengan adanya nyamuk invasif seperti Aedes albopictus, atau "nyamuk harimau," sekarang ditemukan di tenggara Inggris. Spesies ini dapat menularkan chikungunya dan memiliki potensi menyebarkan Oropouche jika virus mulai beredar secara lokal. Suhu yang lebih hangat akibat perubahan iklim memperluas habitat nyamuk dan memperpanjang musim aktif mereka, meningkatkan risiko penularan lokal.
Tindakan Respons dan Pencegahan
Otoritas kesehatan di Inggris dan Eropa telah memperkuat pemantauan di titik masuk dan meningkatkan kampanye kesadaran bagi para pelancong. WHO dan ECDC merekomendasikan langkah pencegahan seperti repelan, pakaian berlengan panjang, dan pemeriksaan kesehatan setelah perjalanan. Wanita hamil disarankan untuk menghindari perjalanan ke daerah dengan transmisi aktif karena risiko komplikasi yang parah.
Meskipun saat ini tidak ada penularan Oropouche secara domestik di Eropa, para ahli memperingatkan bahwa kesiapan kesehatan masyarakat sangat penting. Ketersediaan vaksin untuk chikungunya merupakan keuntungan, tetapi kurangnya langkah pencegahan untuk Oropouche tetap menjadi tantangan utama.
Kenaikan jumlah kasus adalah pengingat bahwa globalisasi dan perubahan iklim berarti penyakit tropis tidak lagi terbatas pada wilayah aslinya. Mobilitas manusia dan penyebaran vektor invasif mempersempit kesenjangan geografis terhadap ancaman virus. Dunia kini menghadapi kenyataan bahwa risiko kesehatan global dapat tiba dalam koper para pelancong, menjadikan pencegahan sebagai garis pertahanan pertama dan paling penting sebelum wabah menyebar.
Temukan lebih banyak dari Berita Olam
Berlangganan untuk mendapatkan kiriman posting terbaru ke email Anda.