Lewati ke konten utama

Data pekerjaan AS untuk Juli 2025 telah memicu perdebatan politik dan kebijakan moneter. Presiden Donald Trump menandai laporan tersebut sebagai "dimanipulasi" dan memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Erika McEntarfer. Namun, pejabat Federal Reserve melihat data tersebut sebagai kredibel, menandakan kasus yang kuat untuk penyesuaian suku bunga. Pasar kini memperkirakan lebih dari 85% kemungkinan bahwa The Fed akan memotong suku bunga pada pertemuan September.

Reaksi Politik dan Pemecatan Kepala BLS

Trump dengan tajam mengkritik laporan pekerjaan Juli, yang menunjukkan hanya 73.000 pekerjaan tambahan—jauh di bawah ekspektasi. Laporan tersebut juga merevisi turun sebanyak 258.000 pekerjaan untuk bulan Mei dan Juni. Menurut Trump, data tersebut merugikan citranya dan "tidak akurat," yang mendorongnya untuk memerintahkan pemecatan McEntarfer. Langkah ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang independensi lembaga statistik dan kredibilitas data ekonomi nasional.

Perspektif Federal Reserve

Berbeda dengan sikap Trump, pejabat Fed menganggap laporan tersebut sebagai cerminan yang jelas dari kelemahan pasar tenaga kerja. Gubernur Fed Michelle Bowman menyatakan bahwa angka pekerjaan yang lemah, dikombinasikan dengan revisi penurunan untuk bulan-bulan sebelumnya, memperkuat argumen untuk hingga tiga pemotongan suku bunga pada tahun 2025.

Gubernur Fed Christopher Waller dan pembuat kebijakan lainnya mengatakan indikator pasar tenaga kerja, penurunan partisipasi angkatan kerja, dan meningkatnya tingkat pengangguran menunjukkan perlunya pelonggaran moneter. Analisis internal The Fed juga memverifikasi data BLS dengan data sektor swasta dan Buku Beige, memperkuat kepercayaan terhadap keakuratan laporan tersebut.

Prospek Inflasi dan Pemotongan Suku Bunga

Di bidang inflasi, data Juli menunjukkan inflasi headline tetap stabil di angka 2,7% tahun-ke-tahun, sementara inflasi inti naik menjadi 3,1% dari 2,9% bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut didorong oleh layanan kesehatan, biaya penerbangan, dan barang impor seperti furnitur dan mobil bekas, sebagian disebabkan oleh tarif impor baru.

Gabungan inflasi yang terkendali dan pasar tenaga kerja yang melemah telah meningkatkan harapan investor untuk pemotongan suku bunga. Futures Dana Fed sekarang menunjukkan lebih dari 85% kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC akhir September—langkah yang signifikan setelah periode suku bunga tinggi yang bertujuan mengendalikan inflasi.

Respon Pasar dan Dampak Global

Pasar ekuitas bereaksi positif terhadap prospek pelonggaran moneter, sementara hasil obligasi AS turun. Namun, analis memperingatkan bahwa kelemahan ekonomi AS dapat mempengaruhi mitra dagang global, terutama pasar berkembang yang bergantung pada permintaan Amerika.

Kebijakan moneter AS memiliki pengaruh besar terhadap nilai dolar dan arus modal global. Pemotongan suku bunga dapat melemahkan dolar, memungkinkan mata uang lain menguat, tetapi juga berisiko memicu volatilitas pasar keuangan.

Pasar tenaga kerja AS yang melemah dan respons cepat Federal Reserve menyoroti ketegangan antara kebijakan ekonomi dan dinamika politik di bawah pemerintahan Trump. Sementara perdebatan tentang kredibilitas data terus berlanjut, pasar sudah mulai mengantisipasi perubahan kebijakan yang dapat membentuk prospek ekonomi global untuk sisa tahun ini.


Temukan lebih banyak dari Berita Olam

Berlangganan untuk mendapatkan kiriman posting terbaru ke email Anda.

Samuel Berrit Olam

Samuel Berrit Olam adalah pendiri Olam Corpora, sebuah perusahaan induk multi-sektor yang mengawasi Olam News dan berbagai unit bisnis di bidang media, teknologi, dan FMCG. Dia berfokus pada pengembangan ekosistem bisnis yang berkelanjutan dengan visi global dan akar lokal.

Tinggalkan Balasan

Temukan lebih banyak dari Berita Olam

Langgan sekarang untuk terus membaca dan mendapatkan akses ke seluruh arsip.

Lanjutkan membaca