Lewati ke konten utama

Kelompok teroris Jaish-e-Mohammed (JeM) kembali menjadi perhatian internasional setelah laporan baru mengungkapkan metode pendanaan mereka yang berkembang. Menurut media India, organisasi yang berbasis di Pakistan kini mengandalkan dompet digital dan saluran web gelap untuk mengumpulkan dan mentransfer dana. Perubahan strategi ini dianggap sebagai upaya untuk menghindari sistem pemantauan keuangan formal dan regulasi global yang semakin ketat.

Siapa Jaish-e-Mohammed?

Didirikan pada awal 2000-an oleh Masood Azhar, Jaish-e-Mohammed telah lama masuk dalam daftar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Komite 1267. Kelompok ini mendapatkan ketenaran di seluruh dunia setelah mengaku bertanggung jawab atas serangan Pulwama pada tahun 2019, yang menewaskan puluhan personel keamanan India. Statusnya sebagai organisasi yang dilarang telah diperkuat oleh Amerika Serikat dan berbagai otoritas global, menjadikan JeM salah satu aktor teroris yang paling diawasi ketat di Asia Selatan.

Pola Baru dalam Pembiayaan Teror

Laporan India menyoroti bahwa JeM telah beralih ke dompet digital untuk memindahkan dana melintasi batas negara. Pejabat keamanan menyarankan bahwa transaksi ini sering disembunyikan melalui saluran web gelap yang anonim. Rute digital semacam ini memungkinkan aliran dana yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih sulit dilacak. Beberapa laporan bahkan menyarankan penggunaan platform amal palsu dan kode QR yang dibagikan melalui aplikasi pesan terenkripsi untuk mengumpulkan donasi.

Tren ini sejalan dengan temuan dari Financial Action Task Force (FATF), pengawas internasional tentang pencucian uang dan pendanaan terorisme. Laporan terbaru FATF menyoroti peningkatan signifikan dalam penyalahgunaan aset digital, stablecoin, dan dompet elektronik oleh kelompok teroris di seluruh dunia.

Pakistan di bawah tekanan diplomatik

Meskipun Pakistan dihapus dari daftar abu-abu FATF pada tahun 2022, masalah pendanaan terorisme terus memicu tekanan diplomatik. Pada pertengahan 2025, India mendorong agar Pakistan dimasukkan kembali dalam daftar karena dugaan toleransi terhadap kelompok seperti JeM. Ini mencerminkan reputasi keuangan Pakistan yang rapuh di mata komunitas internasional.

Risiko Global dari Web Gelap

Web gelap telah lama menjadi pusat kegiatan ilegal, mulai dari perdagangan narkoba dan senjata hingga perdagangan data curian. Konsep FATF tentang "pembiayaan campuran" menyoroti bagaimana kelompok teroris mencampurkan saluran digital dengan sistem tradisional seperti hawala dan penyelundupan uang tunai. Model hibrida ini membuat penyelidikan keuangan menjadi lebih kompleks dan secara signifikan meningkatkan risiko keamanan global.

Implikasi untuk Sistem Keuangan

Tren yang berkembang ini menuntut sistem pemantauan yang lebih kuat dari bank dan penyedia fintech. FATF menekankan pentingnya penegakan "aturan perjalanan" bagi penyedia layanan aset virtual, yang mengharuskan transparansi data transaksi lintas batas. Tanpa kepatuhan yang kokoh, sistem keuangan global tetap rentan terhadap eksploitasi oleh kelompok seperti JeM.


Temukan lebih banyak dari Berita Olam

Berlangganan untuk mendapatkan kiriman posting terbaru ke email Anda.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Temukan lebih banyak dari Berita Olam

Langgan sekarang untuk terus membaca dan mendapatkan akses ke seluruh arsip.

Lanjutkan membaca